Sabtu, Oktober 11, 2008

Pengembangan SIKDA di Kota Palembang Proyek SCHS


Kegiatan Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan (SIK)
Proyek Support Community to Health Services (SCHS)
Uni Eropa – Depkes RI

Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) di Kab/Kota sangat diperlukan kerjasama tim sehingga dibentuklah Kelompok Kerja Sistem Informasi Kesehatan (SIK). Kelompok Kerja SIK merupakan perintis terbentuknya TIM SIK di setiap Kab/Kota, Anggota TIM SIK ini minimal 1(satu) orang masing masing berasal dari setiap subdin atau bidang yang ada di Dinas Kesehatan Kab/Kota dan wakil dari setiap Puskesmas.

Untuk Kota Palembang telah terbentuk TIM SIK Dinas Kesehatan Kota Palembang berdasarkan SK Kadinkes No.800/097/KPTS/2005 yang anggotanya terdiri dari 1 orang setiap bag/subdin. Untuk pengembangan software SIK, SK tersebut diperbaharui dengan SK No. 800/109/KPTS/2006 tentang pembentukan TIM SIK Dinas Kesehatan dan Puskesmas

Proyek Support Community to Health Services (SCHS) Uni Eropa – Depkes RI, membentuk Kelompok Kerja SIK SCHS-UE dengan anggota terdiri dari : Provinsi 3 Orang (Sumatera Selatan, Jambi, Papua), Kab/Kota 16 Orang : Kota Palembang, OKI, Banyuasin (Sumatera Selatan), Merangin, Kerinci, Tanjung Jabung Timur (Jambi), Keerom, Merauke (Papua) masing-masing 2 orang setiap Kab/Kota. Kelompok Kerja SIK ini telah melaksanakan 6 Kali Lokakarya / Workshop SIK yang berkesinambungan yaitu di :

1. Palembang, 3 – 7 Oktober 2005
2. Merangin, 14 – 24 November 2005
3. Jayapura, 18 – 28 April 2006
4. Jambi, 11 – 20 September 2006
5. Palembang, 4 – 9 Desember 2006
6. Jakarta, 25-26 Oktober 2007

Lokakarya ” Pemantapan Strategi Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) proyek SCHS” ini dimaksudkan untuk membentuk dan memantapkan Kelompok Kerja SIK Kabupaten /Kota dalam upaya perbaikan komponen informasi kesehatan utamanya yang terkait dengan upaya kesehatan masyarakat (UKM). Selama Lokakarya diperkenalkan dan didiskusikan rencana pengembangan strategi informasi untuk meningkatkan pemanfaatan data baik cakupan berdasarkan kebutuhan nyata maupun kualitas informasi sebagai eviden guna pengambilan kebijakan dan keputusan operasional.

Elemen Elemen Lokakarya Sistem Informasi Kesehatan
• Pengenalan dan diskusi mengenai sebab dari perbedaan dan kelemahan dalam dokumen yang
ada sekarang dengan memberikan contoh data yang dikumpukan pada waktu yang lalu.
• Pengenalan pertama adalah teknik control dokumen dengan merujuk pada standard
internasional untuk Kualitas manajemen ISO 9001 sebagai instumen yang sistematis guna
menangani masalah yang ada dengan memberikan contoh2
• Latihan praktek dilakukan dengan kunjungan lapangan pada puskesmas terdekat guna latihan
setempat mengenai analisa arus dan kualitas data akan dilakukan
• Pengertian dari parameter pengawasan untuk kualitas data SIK, mengetahui status dari
indikator pada saat ini , pengawasan dampak kegiatan akan ditentukan oleh kelompokkerja

Beberapa hal yang sangat menentukan suksesnya pengembangan SIK ini yang perlu diperhatikan adalah :
• Anggota Kelompok Kerja SIK berada dalam posisi manajemen informasi di Kabupaten / kota
dan partisipasinya dalam kegiatan / lokakarya selanjutnya
• Kesinambungan dari anggota kelompok kerja yang sama merupakan hal yang sangat esensial
oleh karena substansi lokakarya selalu didasarkan dari hasil lokakarya sebelumnya.
• Berbagai tugas harus dilaksanakan oleh anggota kelompok kerja disela waktu antara lokakarya
satu dengan lokakarya berikutnya sehingga dapat saling memberikan pengalaman sewaktu
lokakarya berlangsung.

6 komentar:

Anonim mengatakan...

Sedikit masukan dari saya :
Kelompok Kerja/TIM SIK yang beranggotakan staf dari setiap bag/subdin/UPTD haruslah orang yang benar-benar tertarik terhadap SIK, sehingga ia memilki komitmen dalam pengembangan suatu sistem informasi khususnya kesehatan untuk bergerak ke arah yang lebih baik.
Dan yang juga harus di ingat bahwa TIM SIK tersebut hanya dibebankan dengan pekerjaan yang tidak rangkap dengan pekerjaan yang tidak/kurang sejalan dengan SIK, sehingga pekerjaan intinya (mengelola SIK) tidak terbengkalai.
Terima kasih.

Anonim mengatakan...

Dalam mengelola suatu Tim SIK dibentuk kerjasama tim yang tangguh. Selain itu setiap anggota tim paling tidak punya modal dasar dalam mengelola suatu software dan punya komitmen untuk mengelola SIK, klo bisa sih orangnya yang muda, biasanya klo orang muda kan suka berkreasi tuh... apalagi yang mengenai program komputer.
Nah dengan adanya kekompakan TIM insyaallah SIKnya bisa jalan tak lupa juga dukungan dari Kadin dan petinggi di Dinas Kesehatan. udah deh klop...

Melukis Imajinasi mengatakan...

Pengembangan SIKDA di Kota Palembang merupakan suatu terobosan yang inovatif. Tetapi banyak faktor-faktor yang harus dipertimbangkan sebelum membuat suatu inovasi dalam hal ini SIKDA di Kota Palembang. Persiapan Sumber Daya Manusia merupakan syarat mutlak untuk tercapainya sistem tersebut disamping machine (peralatan yang tersedia). Permasalahan SDM yang berkualitas masih sangat rendah, yang memungkinkan tidak berjalannya sistem dengan baik. Disamping perilaku dari setiap anggota SIK yang masih kurang dalam hal pemeliharaan komputer, dikarenakan sense of belonging nya yang masih rendah. karena setiap petugas tidak merasa bahwa Sistem Informasi Kesehatan adalah suatu tugas pokok. Untuk itu, yang menjadi perhatian dari Dinas Kesehatan Kota Palembang sebagai penyelenggara SIKDA untuk terus memantau perkembangan dari setiap unit-unit, dalam hal ini Puskesmas. Diharapkan kegiatan ini tidak hanya sekedar mengikuti trend dan tidak suam suam kuku. semoga semua ini bermanfaat untuk kita semua. terima kasih. salam

My Family mengatakan...

Ass...
menurut saya TIM SIK merupakan Tim orang-orangnya orang yang berpendidikan dan kreatif tentang masalah perangkat dan jaringan komputer serta mengusai masalah kesehatan yang ada di sekitar wilayah kerjanya dan mau bekerja dengan baik. Dengan adanya itu maka SIK Di Instansi tersebut bisa berjalan dengan baik.
Terimakasih.
WSS.

Anonim mengatakan...

Hal yang paling mendasar dari sistem apapun, termasuk SIK, adalah komitmen dan dukungan penuh dari Kepala Dinas. Dengan demikian, dukungan jajaran di semua lini di bawahnya pasti akan mengikuti kebijakan pucuk pimpinan tertinggi. Hal lain yang masih menjadi kendala adalah bila terjadi mutasi di Dinas. Diperlukan suatu prosedur yang menjamin bahwa sistem tetap akan berjalan, walaupun terjadi pergantian staf dan pimpinan.

Anonim mengatakan...

Kalo menurut saya, hal yang perlu diperhatikan juga adalah SDM pada level penggunanya(user). TIM SIK yang kompeten tanpa disupport oleh orang2 operasional yang terlatih/terdidik akan membuat software aplikasi sebagus apapun tidak akan berjalan sesuai dengan yg diharapkan. Seringkali suatu aplikasi online (database yang terpusat) ternyata data2nya tidak update dikarenakan kurang pemahaman user terhadap aplikasi sehingga menimbulkan kekhawatiran dalam penggunaan aplikasi tersebut terlebih yang sudah terbiasa secara manual.
Terima kasih.
WSS.