Senin, Oktober 27, 2008

Pengembangan SIKDA di Kota Palembang

Sampai dimana Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) di Kota Palembang Saat ini ?

Kota Palembang telah mengembangkan SIKDA sebagai salah satu bagian dari SIKNAS, pengembangan ini telah dilaksanakan sejak tahun 2006 dengan dana pengembangan yang berasal dari berbagai sumber.

Sumber Dana Pengembangan SIKDA di Kota Palembang berasal dari :
1. APBD Kota Palembang Tahun 2006-2009
2. Proyek DHS2 (ADB) Tahun 2006-2009
3. Proyek SCHS (UE) Tahun 2005-2007

Dana Pengembangan SIKDA yang berasal dari APBD dan DHS2 (ADB), difokuskan untuk pengembangan infrastruktur pengolahan data seperti Pembelian Hardware (Komputer dan Jaringannnya) Serta Pembangunan Software Sistem Informasi Kesehatan yang spesifik untuk Kota Palembang. Sedangkan Yang berasal dari SCHS (UE) lebih mengarah pada Perbaikan Sistem Pelaporan secara manual dengan penggunaan family folder dan Pelatihan Pengembangan Sumberdaya Manusia yang akan menjalankan Sistem Informasi Kesehatan tersebut.

Saat ini semua Puskesmas di Kota Palembang telah memiliki komputer dengan jumlah yang beragam, 15 Puskesmas telah memiliki Jaringan LAN (Local Area Network) dengan minimal 6 unit komputer yang tersebar di setiap bagian. Sedangkan 22 Puskesmas yang lain mempunyai komputer yang berkisar antara 1 - 5 unit. Sedangkan Software yang dibangun saat ini sudah diimplementasikan.

Tapi bagaimana dengan laporan ? Hanya sekitar 50 % puskesmas yang rutin memberikan laporan, kemana puskesmas yang lain ? belum bisa menggunakan software SIK ? padahal sudah lebih 3 kali dilakukan pelatihan berulang dengan peserta yang sama. Kemauan Petugas dalam mengentry data ? Mungkin ini salah satu penyebabnya, padahal telah diberikan insentif bulanan untuk petugas puskesmas. Atau Mungkin juga beban kerja ganda ? Bisa juga karena petugas SIK dibebani juga dengan pekerjaan yang lain.

Puskesmas diberikan Family Folder untuk pencatatan rekam medik pasien, tapi sampai dimana pemanfaatannya saat ini ? Beberapa Puskesmas malah kembali ke pencatatan yang lama, family foldernya ditinggal dengan alasan habis dan tidak ada dana untuk pembelian family folder, karena harganya yang relatif mahal ???

Inilah mungkin beberapa kelemahan pengembangan SIKDA di Palembang, sudah banyak dana yang keluar tetapi belum ada data maksimal yang bisa termanfaatkan. ????????

Tolong masukan dan komentar dari rekan pembaca

Senin, Oktober 13, 2008

Kegiatan Lokakarya SIK Proyek SCHS

Point-Point Kegiatan Lokakarya SIK (Sistem Informasi Kesehatan)
Proyek Support Community to Health Services (SCHS)
Uni Eropa – Depkes RI



Palembang, 3 – 7 Oktober 2005

 Identifikasi keadaan dan masalah SIK
 Pengenalan Elemen Dokumen Kontrol System ISO 9001 : 2000
 Latihan / Praktek Lapangan tentang Analisa Struktur dan Proses Data Ke Puskesmas 23 Ilir dan Puskesmas Dempo
 Penentuan kebutuhan data puskesmas
 Pembahasan parameter kualitas data

Tugas – Tugas Setelah Workshop, yang harus di presentasikan pada Workshop Selanjutnya

 Mengkaji Model Jaringan Informasi Puskesmas (entry data dan manajemen pasien) dan Kebutuhan Teknologi Informasi di Kab/ Kota
 Mengidentifikasi ukuran ruangan, rak dan lemari untuk family folder dan buku register kesehatan di Puskesmas. Pembahasan parameter kualitas data
 Mengamati Dokumen dan kondisi pencatatan pasien di Puskesmas dan usulan rancangannya.
 Melakukan Assesment kebutuhan Pelatihan Teknologi Informasi bagi Kelompok Kerja SIK

Merangin, 14 – 24 November 2005


 Mendiskusikan tentang penggunaan Family Folder dan Register Pencatatan Pasien
 Mendiskusikan tentang Format Pencatatan dan Pelaporan
 Latihan / Praktek Lapangan tentang Family Folder dan Register Pencatatan Pasien Ke Puskesmas Pematang Kandis
 Mendiskusikan tentang contoh software SIMPUS

Tugas – Tugas Setelah Workshop, yang harus di presentasikan pada Workshop Selanjutnya

 Mengusulkan Pembentukan TIM SIK Kab/ Kota
 Melakukan Pemutakhiran Data Kesehatan (Profil) dengan Tim SIK Dinas Kesehatan
 Mensosialisasikan dan Mendiskusikan Template Data Pasien dan Family Folder dengan Puskesmas dan Dinas Kesehatan
 Membahas dengan Pengelola Program di Dinas dan Puskesmas tentang Duplikasi Data antara Laporan LB1, LB2, LB3 dan LB4 dengan Laporan Program.
 Melaksanakan Pelatihan Teknologi Informasi di Lembaga Pelatihan Kab/Kota masing masing

Jayapura, 18 – 28 April 2006

 Mendiskusikan dan Finalisasi Format Family Folder dan Pencatatan Pelaporan :
 Informasi Umum Kesehatan Individu
 Kartu Status pasien
 Kartu Rawat Jalan Umum dan Poli Gigi
 Kartu Kunjungan Laboratorium
 Kartu Ibu
 Kartu Anak (termasuk riwayat imunisasi)
 Kartu rawat Inap
 Melakukan Assesment Kebutuhan Teknologi Informasi untuk Puskesmas dan TIM SIK Dinkes.
 Diskusi tentang Aplikasi Data Entry Pasien Rawat Jalan dan Aplikasi Database Sederhana
 Diskusi tentang upaya Perbaikan Manajemen Informasi Kesehatan Kab/Kota

Tugas – Tugas Setelah Workshop, yang harus di presentasikan pada Workshop Selanjutnya

 Menyusun rencana pengembangan SIK secara menyeluruh termasuk kebutuhan pelatihan, family folder dan rak
 Mensosialisasikan dan Menerapkan Family Folder di Puskesmas Percontohan
 Membahas dengan TIM SIK Dinas dan Puskesmas tentang Penentuan format, bentuk dan frekuensi laporan puskesmas ke Dinkes (terkait dengan SPM) a.l. LB1 , LB2, LB3, LB4, LT 1 LT 2 serta W1 dan W2 Duplikasi Data antara Laporan LB1, LB2, LB3 dan LB4 dengan Laporan Program.
 Pelatihan Lanjutan Teknologi Informasi

Jambi, 11 – 20 September 2006

 Diskusi dan Evaluasi Hasil Penerapan Family Folder di Puskesmas Pilot Project
 Melakukan Revisi dan Evaluasi tentang format dan pengisian :
 Informasi Umum Kesehatan Individu
 Kartu Status pasien
 Kartu Rawat Jalan Umum dan Poli Gigi
 Kartu Kunjungan Laboratorium
 Kartu Ibu
 Kartu Anak (termasuk riwayat imunisasi)
 Kartu Rawat Inap
 Membuat dan Mendiskusikan SOP untuk setiap Form tersebut.
 Diskusi tentang Aplikasi keamanan data dan laporan
 Diskusi tentang Menghilangkan Duplikasi Data antara Form LB3 dan LB4 dengan Laporan Program.

Tugas – Tugas Setelah Workshop, yang harus di presentasikan pada Workshop Selanjutnya

 Menetapkan alur tata laksana pengumpul data, bentuk format dan pelaksana /penanggungjawab laporan dalam bentuk SOP SIK di puskesmas uji coba.
 Melakukan Pertemuan Sosialisasi Hasil WS SIK IV dengan Subdin Subdin Terkait di Dinkes tentang bentuk, format dan frekuensi Laporan dan output yang diinginkan dari Puskesmas ke Dinkes
 Mendiskusikan dengan TIM SIK Dinas dan Puskesmas tentang Kebutuhan Software yang diharapkan (Software Individu, Rekap Laporan dll)
 Melakukan Sosialisasi Family Folder ke 5 Puskesmas PIP yang lain


Palembang, 4 – 9 Desember 2006

 Diskusi dan Finalisasi Alur Data dan Tata Laksana Informasi serta Penanggung Jawab di Puskesmas
 Diskusi mengenai Rapid Survey
 Latihan membangun instalasi dan setting jaringan komputer sederhana
 Latihan Mengoperasikan database access dengan baik untuk mengentri data, eksport dll, guna ditayangkan lebih lanjut dan menginstalasi database acces kedalam jaringan

Tugas – Tugas Setelah Workshop, yang harus di presentasikan pada Workshop Selanjutnya

 Melakukan On Job Training ke Puskesmas PIP tentang Software SIK hasil WS SIK V.
 Melakukan Pelatihan Teknologi Informasi Kepada TIM SIK Puskesmas PIP.
 Melakukan monitoring dan supervisi implementasi uji coba family folder di Puskesmas uji coba.
 Melakukan koordinasi dengan IT Specialist PMU tentang upgrade terbaru Software SIK


Jakarta, 25-26 Oktober 2007

 Evaluasi Kegiatan Workshop SIK dari Workshop I sampai dengan Workshop SIK V.
 Evaluasi Hasil Implementasi Pengembangan SIK yang dihasilkan dari lima kali Workshop SIK.
 Merencanakan Replikasi Pengembangan SIK untuk daerah yang lain.

Sabtu, Oktober 11, 2008

Pengembangan SIKDA di Kota Palembang Proyek SCHS


Kegiatan Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan (SIK)
Proyek Support Community to Health Services (SCHS)
Uni Eropa – Depkes RI

Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) di Kab/Kota sangat diperlukan kerjasama tim sehingga dibentuklah Kelompok Kerja Sistem Informasi Kesehatan (SIK). Kelompok Kerja SIK merupakan perintis terbentuknya TIM SIK di setiap Kab/Kota, Anggota TIM SIK ini minimal 1(satu) orang masing masing berasal dari setiap subdin atau bidang yang ada di Dinas Kesehatan Kab/Kota dan wakil dari setiap Puskesmas.

Untuk Kota Palembang telah terbentuk TIM SIK Dinas Kesehatan Kota Palembang berdasarkan SK Kadinkes No.800/097/KPTS/2005 yang anggotanya terdiri dari 1 orang setiap bag/subdin. Untuk pengembangan software SIK, SK tersebut diperbaharui dengan SK No. 800/109/KPTS/2006 tentang pembentukan TIM SIK Dinas Kesehatan dan Puskesmas

Proyek Support Community to Health Services (SCHS) Uni Eropa – Depkes RI, membentuk Kelompok Kerja SIK SCHS-UE dengan anggota terdiri dari : Provinsi 3 Orang (Sumatera Selatan, Jambi, Papua), Kab/Kota 16 Orang : Kota Palembang, OKI, Banyuasin (Sumatera Selatan), Merangin, Kerinci, Tanjung Jabung Timur (Jambi), Keerom, Merauke (Papua) masing-masing 2 orang setiap Kab/Kota. Kelompok Kerja SIK ini telah melaksanakan 6 Kali Lokakarya / Workshop SIK yang berkesinambungan yaitu di :

1. Palembang, 3 – 7 Oktober 2005
2. Merangin, 14 – 24 November 2005
3. Jayapura, 18 – 28 April 2006
4. Jambi, 11 – 20 September 2006
5. Palembang, 4 – 9 Desember 2006
6. Jakarta, 25-26 Oktober 2007

Lokakarya ” Pemantapan Strategi Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) proyek SCHS” ini dimaksudkan untuk membentuk dan memantapkan Kelompok Kerja SIK Kabupaten /Kota dalam upaya perbaikan komponen informasi kesehatan utamanya yang terkait dengan upaya kesehatan masyarakat (UKM). Selama Lokakarya diperkenalkan dan didiskusikan rencana pengembangan strategi informasi untuk meningkatkan pemanfaatan data baik cakupan berdasarkan kebutuhan nyata maupun kualitas informasi sebagai eviden guna pengambilan kebijakan dan keputusan operasional.

Elemen Elemen Lokakarya Sistem Informasi Kesehatan
• Pengenalan dan diskusi mengenai sebab dari perbedaan dan kelemahan dalam dokumen yang
ada sekarang dengan memberikan contoh data yang dikumpukan pada waktu yang lalu.
• Pengenalan pertama adalah teknik control dokumen dengan merujuk pada standard
internasional untuk Kualitas manajemen ISO 9001 sebagai instumen yang sistematis guna
menangani masalah yang ada dengan memberikan contoh2
• Latihan praktek dilakukan dengan kunjungan lapangan pada puskesmas terdekat guna latihan
setempat mengenai analisa arus dan kualitas data akan dilakukan
• Pengertian dari parameter pengawasan untuk kualitas data SIK, mengetahui status dari
indikator pada saat ini , pengawasan dampak kegiatan akan ditentukan oleh kelompokkerja

Beberapa hal yang sangat menentukan suksesnya pengembangan SIK ini yang perlu diperhatikan adalah :
• Anggota Kelompok Kerja SIK berada dalam posisi manajemen informasi di Kabupaten / kota
dan partisipasinya dalam kegiatan / lokakarya selanjutnya
• Kesinambungan dari anggota kelompok kerja yang sama merupakan hal yang sangat esensial
oleh karena substansi lokakarya selalu didasarkan dari hasil lokakarya sebelumnya.
• Berbagai tugas harus dilaksanakan oleh anggota kelompok kerja disela waktu antara lokakarya
satu dengan lokakarya berikutnya sehingga dapat saling memberikan pengalaman sewaktu
lokakarya berlangsung.